Inikah yang akan menjadi kenangan terakhir
antara kita?
Aku bisa berkata apa sebagai gantinya? Hanya
kata terima kasih yang kini tidak tersekat di lidah.
Terima kasih telah menemaniku selama bertahun
ini...pahit manis kau telan tanpa ragu. Untukku.
Namun, aku masih terbelenggu di dalam masa
lalu...
Raga dan jiwa hampir tidak pernah bersatu...
Mereka tidak beranjak dari silam. Raga ku
kosong...kau pasti mengetahuinya...
Pernah ku panggil kau, “cinta.”
Pernah jemari ini mengukirnya di kaca spion
motor hitam mu. Tak hanya sekali...karena itu pun tulus, sebanyak ukiran ku
buat, sebanyak itu pula rasa yang kumiliki...
Tapi, itu tidak cukup membebaskanku dari
jeritan silam...
Mereka selalu membuntuti...
Genggam mu tidak cukup kuat mengangkatku...
Maaf...mungkin kekejaman ini kan berakhir saat
ini.
Kiranya kisah kita kan terukir seperti relief
candi yang pernah kita singgahi...
kiranya itu mungkin, setidaknya banyak orang
yang akan berkunjung untuk melihatnya lalu menerka apa yang pernah kita lewati
bersama...
kiranya itu mungkin, maka kisah ku dengan mu
akan membatu dan abadi
aku tidak akan pernah lupa, walaupun batu kan
begitu keras tuk diukir, tapi percayalah...aku tidak akan berhenti bercerita
hingga batu itu menggambar kan kisah kita...
jarak ini, jarak yang tidak pernah ku
ingini...
jarak ini, mungkin kan jadi akhir, namun ku
mau tuk terus menjadi awal kebahagiaan bagimu...bagiku...
0 komentar:
Posting Komentar