# 1

# 1

Kala jejak terhapus oleh hujan yang tak berpihak...kala itu jemari kian mengukir

# 2

# 2

Waktu bukan mesin penjawab tuk semua tanya, maka jangan kau gantung asamu tuk detak yang tak terhingga

3

# 3

Berkawanlah pada jarak.... maka menanti tidak lagi merisaukan

# 4

# 4

Namun, jangan lupakan daaun yang jatuh walau kan tumbuh daun baru

# 5

# 5

Penaku kan mengiring setiap kata yang terurai ditiap hembusa nafas

Selasa, 28 Oktober 2014

cinta, sudah tidurkah?

Cinta. Sudah tidurkah? Mimpi indah kah? Aku ingin memelukmu, sekali saja untuk bekal bahagiaku selamanya. Dapatkah? Aku telah memperhatikanmu. Bisakah kau tatap aku dan mengartikan tatapanku? Aku sering mengatakan kata cinta. Terngiangkah di telingamu? Aku pun selalu menantimu memejamkan mata, membayangkan untuk membelai rambutmu hingga kau terlelap. Aku tidak akan tidur sebelum mu. Apa pun yang kau lakukan aku juga akan mencobanya. Apapun yang membuatmu lelah, aku juga ingin merasakannya.
Cinta. Sudah tidurkah? Dengarkah kau doa-doa ku? Aku ingin kau bahagia. Tidak ingin setetes air mata mengalir merusak indah senyummu. Tidak ingin amarah mengerutkan dahimu. Bisakah aku terus menjagamu? Susah senang bersama. Jika setetes air mata kesedihan menetes darimu, maka akan ada seratus tetesan air mata yang mengalir dariku. Jika setetes darah luka menggoresmu, maka aku akan membiarkan itu mengalir deras di nadiku.
Cinta. Sudah tidurkah? Apakah dingin mengusikmu? Aku akan memarahi angin dan memintanya diam sejenak. Cinta. Dapatkah aku memanggilmu begitu untuk selamanya? Aku tidak ingin kau menghilang, bahkan sedetik dari pandanganku. Tidak ingin jarak memisahkan, bahkan sejengkal. Aku ingin dan sangat ingin berada di sisimu, semakin dekat dan lebih dekat. Bisakah hanya aku yang warnai hidupmu? Melantunkan lagu ceria di pagimu? Membuatkan mu makanan lezat, menyeka keringat, memijat kaki lelahmu dan menciummu. Mungkinkah?

Cinta. Jika kau tidak menginginkan semua itu, maka acuhkan. Tapi, aku tidak akan berhenti melakukannya. Buatlah aku sebagai dermaga yang bisa kau singgahi dan kau tinggalkan kapanpun. Pukul aku jika kau ingin lampiaskan amarah, berteriaklah di hadapanku jika kau merasakan kesedihan. Teteskan air matamu di bahuku sesukamu. Hanya itu yang membuatku bahagia. Bolehkan aku memintamu untuk tetap bahagia agar aku tidak kehilangan keceriaan? Jika kau tidak menginginkan semua itu, aku mohon, setidaknya biarkan rasa ini merajalela hingga memangsaku. Cukup jalani saja kehidupanmu, aku ingin kau bahagia selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar