# 1

# 1

Kala jejak terhapus oleh hujan yang tak berpihak...kala itu jemari kian mengukir

# 2

# 2

Waktu bukan mesin penjawab tuk semua tanya, maka jangan kau gantung asamu tuk detak yang tak terhingga

3

# 3

Berkawanlah pada jarak.... maka menanti tidak lagi merisaukan

# 4

# 4

Namun, jangan lupakan daaun yang jatuh walau kan tumbuh daun baru

# 5

# 5

Penaku kan mengiring setiap kata yang terurai ditiap hembusa nafas

Senin, 09 Februari 2015

Dari Delik Sayu

     Sebagian kata terhenti...ada yang mengutil rupanya. di belakangku, sembari tersenyum dan aku harus terus menyembunyikan tawa kecil karena malu.

     Tidak sejauh dari setengah jengkal. ia terus duduk merapat hingga tidak ku temukan tempat bersembunyi lain.
aku memiliki bayangan kedua. hanya saja bayangan itu tidak hitam. berwarna-warni. sempat membuatku tersipu karena gelak tawanya. cukup membuatku kehilangan alasan untuk muram lagi.

     Dari delik sayu berpayung alis tebalnya...mata itu terus berbicara padaku. apa yang ia bicarakan? entah. mungkin bisikan lembut menyapaku atau bahkan kata seru memujaku?
setidaknya, jika itu tidak benar, aku memiliki mataku sendiri yang mengatakan hal itu tentangnya.
kau tahu alasan angin berhembus kencang ke arahku? karena ia tidak lagi menjelajahi setiap kuping insan untuk bisikan rahasianya. ia hanya berbicara lantang mengutarakan bahagianya padaku.



0 komentar:

Posting Komentar